Greenpeace adalah singkatan dari Global Environmental Campaigning Organization. Organisasi non-pemerintah (NGO) ini telah menjadi salah satu suara terdepan dalam isu lingkungan hidup dunia. Dengan berpegang teguh pada prinsip aksi langsung tanpa kekerasan dan independensi finansial (tidak menerima dana dari perusahaan, pemerintah, atau partai politik), Greenpeace menjalankan kampanye untuk memastikan kemampuan Bumi memelihara kehidupan dalam segala keanekaragamannya.
Pengertian Komunitas Greenpeace

Greenpeace adalah organisasi kampanye lingkungan global yang independen. Mereka bekerja untuk mengungkapkan masalah lingkungan dan mendorong solusi demi masa depan yang damai dan berkelanjutan.
Inti kerja mereka adalah aksi langsung tanpa kekerasan. Mereka tidak menerima dana dari pemerintah, perusahaan, atau partai politik, melainkan hanya dari donasi individu. Hal ini menjamin mereka bebas dari pengaruh luar saat berkampanye melawan deforestasi, perubahan iklim, polusi laut, dan ancaman nuklir. Greenpeace bertindak sebagai suara bagi Bumi yang rapuh, melakukan investigasi ilmiah, dan meluncurkan kampanye publik di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Baca juga: Volunteer: Arti, Peran, dan Peluang untuk Semua Orang
Greenpeace Internasional dan Sejarah Singkat
Awalnya Greenpeace Internasional berasal dari kelompok aktivis pada tahun 1971 di Vancouver, Kanada, yang berlayar untuk memprotes uji coba bom nuklir Amerika Serikat di Pulau Amchitka, Alaska. Gerakan awal ini, yang di kenal sebagai “Don’t Make a Wave Committee,” kemudian berevolusi menjadi Greenpeace.
Kantor pusat internasional Greenpeace berlokasi di Amsterdam, Belanda, dan memiliki jaringan di lebih dari 40 negara. Fokus global mereka mencakup lima isu prioritas:
Revolusi Energi, Mendorong energi terbarukan dan efisiensi energi untuk mengatasi perubahan iklim.
- Perlindungan Laut: Melawan penangkapan ikan destruktif dan ilegal, serta mendirikan jaringan suaka laut global.
- Perlindungan Hutan Alam: Menghentikan deforestasi dan mengkampanyekan praktik pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
- Masa Depan Bebas Racun: Menghilangkan bahan kimia berbahaya dari lingkungan.
- Perlucutan Senjata Nuklir: Mengakhiri semua ancaman nuklir.
Greenpeace Indonesia
Greenpeace Indonesia merupakan bagian dari jaringan Asia Tenggara dan secara resmi didirikan pada tahun 2000. Peran Greenpeace di Indonesia sangat krusial mengingat Indonesia adalah negara kepulauan dengan kekayaan hayati yang terancam serius.
Fokus kampanye utama di Indonesia sangat spesifik:
- Hutan: Menyoroti isu kebakaran hutan, deforestasi akibat industri kelapa sawit dan bubur kertas, serta hak-hak masyarakat adat.
- Iklim dan Energi: Secara intensif mendesak penghentian pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara dan mempromosikan energi bersih.
- Laut: Memerangi polusi plastik dan praktik penangkapan ikan yang merusak.
Greenpeace Indonesia bekerja melalui investigasi lapangan, riset ilmiah yang ketat, lobi kebijakan, serta publikasi laporan dan kampanye publik yang kreatif.
Aktivis Greenpeace dan Prinsip Kerja

Aktivis Greenpeace adalah individu yang terlibat dalam aksi langsung (non-kekerasan) untuk menarik perhatian publik dan media terhadap masalah lingkungan. Mereka terdiri dari relawan, staf kampanye, ilmuwan, dan storyteller yang siap mempertaruhkan keselamatan pribadi untuk menyuarakan kebenaran.
Prinsip dasar yang harus di patuhi para aktivis dalam setiap aksi adalah:
- Non-Kekerasan: Menolak segala bentuk kekerasan fisik atau verbal.
- Akuntabilitas Pribadi: Setiap aktivis bertanggung jawab penuh atas tindakannya.
- Independensi: Kampanye tidak boleh dipengaruhi oleh donasi atau kepentingan pihak luar.
Aksi-aksi yang mereka lakukan, seperti memanjat bangunan atau memblokade kapal, bertujuan untuk mengganggu secara damai aktivitas yang merusak lingkungan demi mendesak perubahan.
Baca juga: Mengenal Serunya Komunitas Trail Run di Alam Bebas
Kampanye Kritis Greenpeace Save Raja Ampat
Beberapa bulan terakhir, fokus Greenpeace Indonesia tertuju pada kampanye #SaveRajaAmpat sebagai respons terhadap ancaman pertambangan nikel di kawasan tersebut.
Raja Ampat dikenal sebagai pusat “Segitiga Terumbu Karang” dunia, memiliki keanekaragaman biota laut tertinggi di Bumi, dan telah ditetapkan sebagai Global Geopark oleh UNESCO. Namun, rencana dan aktivitas pertambangan nikel di beberapa pulau, seperti Pulau Gag dan sekitarnya, menimbulkan kekhawatiran serius.
Greenpeace melakukan investigasi yang menunjukkan bahwa aktivitas pertambangan berpotensi menyebabkan limpasan sedimen (tanah) ke perairan pesisir. Sedimentasi ini adalah ancaman langsung terhadap ekosistem terumbu karang yang rapuh.
Melalui laporan, petisi, dan aksi damai (termasuk yang sempat berujung pada penangkapan aktivis saat berdemonstrasi di konferensi nikel), tuntutan utama Greenpeace adalah:
- Evaluasi dan Pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel di seluruh wilayah Raja Ampat.
- Peninjauan kembali kebijakan industrialisasi nikel di Indonesia yang sering kali mengorbankan kawasan konservasi dan masyarakat lokal.
Kampanye ini menegaskan bahwa pembangunan ekonomi, terutama yang didasarkan pada sumber daya mineral, harus mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan keberlanjutan ekosistem vital seperti Raja Ampat.
Kesimpulan
Greenpeace adalah organisasi lingkungan global yang independen, menggunakan aksi non-kekerasan dan didanai individu untuk melawan perusakan lingkungan. Baik Greenpeace Internasional maupun Indonesia berfokus pada isu krusial seperti perubahan iklim, hutan, dan laut, menuntut akuntabilitas, seperti terlihat dalam kampanye #SaveRajaAmpat melawan ancaman tambang nikel.
