Pernahkah kita mendengar seseorang berbicara tidak jelas, kalimatnya meloncat-loncat, atau bahkan seolah berbicara dengan sesuatu yang tidak ada? Fenomena ini sering disebut ngelantur. Bagi sebagian orang, ngelantur dianggap sekadar kebiasaan aneh. Namun jika dicermati lebih dalam, ada alasan medis dan psikologis di baliknya. Mari kita bahas dengan bahasa sederhana agar lebih mudah dipahami.
Orang Ngelantur Karena Apa?

Orang bisa ngelantur karena banyak faktor. Pada dasarnya, ngelantur adalah kondisi ketika seseorang berbicara tanpa arah, tidak sesuai konteks, atau tidak nyambung dengan situasi sekitar. Ini bisa terjadi karena:
1. Kelelahan Fisik dan Mental
Kurang tidur atau stres berlebihan bisa membuat otak tidak fokus sehingga kata-kata yang keluar tidak teratur.
2. Demam Tinggi
Saat tubuh melawan infeksi, suhu yang terlalu tinggi dapat memengaruhi kesadaran.
3. Gangguan Kesehatan Mental
Misalnya pada penderita skizofrenia atau gangguan psikotik, ngelantur bisa muncul sebagai gejala.
4. Efek Obat-Obatan atau Alkohol
Beberapa zat bisa memengaruhi sistem saraf dan membuat orang berbicara tidak jelas.
Artinya, ngelantur bukan sekadar kebiasaan, tetapi ada kondisi yang mendorongnya.
Baca juga: 1 Ton Kapas vs 1 Ton Besi, Mana Lebih Berat?
Kenapa Orang Sakit Ngelantur?
Ketika seseorang sakit, terutama jika mengalami demam tinggi, infeksi berat, atau dehidrasi, otaknya bisa kehilangan keseimbangan. Sistem saraf yang seharusnya mengatur logika dan kesadaran menjadi terganggu. Akibatnya, pasien bisa bicara ngelantur, berhalusinasi, bahkan sulit membedakan kenyataan dengan bayangan.
Contoh yang sering kita temui adalah orang yang sedang sakit tifus, malaria, atau infeksi otak. Mereka kerap mengigau atau berbicara tidak jelas saat demam. Ini wajar terjadi karena otak sedang “kewalahan” melawan penyakit.
Apa Cara Terbaik untuk Mengatasi Halusinasi?

Halusinasi sering berjalan beriringan dengan perilaku ngelantur. Misalnya, seseorang berbicara dengan orang yang sebenarnya tidak ada. Cara terbaik mengatasinya tidak bisa satu jawaban untuk semua orang, karena penyebabnya berbeda. Namun, ada beberapa pendekatan umum:
1. Menangani Penyebab Utama
Jika halusinasi muncul karena demam atau sakit fisik, obati dulu penyakitnya. Jika karena stres atau kurang tidur, istirahatlah dengan cukup.
2. Pendekatan Medis
Pada kondisi yang lebih serius seperti gangguan psikotik, dokter biasanya memberikan terapi psikologis atau obat antipsikotik.
3. Lingkungan yang Tenang
Membawa orang yang halusinasi ke tempat yang aman, tenang, dan nyaman akan membantu menenangkan pikirannya.
4. Dukungan Keluarga
Jangan memarahi, karena itu bisa memperburuk kondisi. Sebaliknya, dengarkan dengan sabar dan arahkan ke hal-hal yang nyata.
Halusinasi bukan sesuatu yang harus disepelekan. Jika muncul terus-menerus, segera cari bantuan tenaga profesional.
Sering Halusinasi Pertanda Apa?
Jika seseorang sering mengalami halusinasi, ini bisa menjadi tanda gangguan kesehatan serius. Beberapa kemungkinan di antaranya:
- Gangguan mental seperti skizofrenia, bipolar, atau depresi berat.
- Gangguan saraf seperti Parkinson atau Alzheimer.
- Efek samping obat tertentu yang memengaruhi otak.
Namun tidak semua halusinasi berarti penyakit berat. Kadang, kurang tidur parah pun bisa memicu halusinasi singkat. Yang penting, jangan dianggap biasa jika halusinasi muncul berulang, karena bisa jadi itu adalah sinyal tubuh meminta pertolongan.
Baca juga: Sering Tersenyum Bisa Menarik Energi Positif
Ngomong Ngelantur Gejala Apa?
Secara medis, ngomong ngelantur bisa menjadi gejala dari beberapa kondisi:
- Delirium
Gangguan kesadaran yang biasanya terjadi pada orang sakit dengan kondisi fisik lemah atau lansia.
- Psikosis
Kondisi mental serius di mana seseorang kehilangan kontak dengan realitas.
- Infeksi Otak
Seperti meningitis atau ensefalitis, yang dapat mengganggu fungsi otak.
4. Kelelahan Ekstrem
Kelelahan esktrem bisa membuat orang menjadi ngelantur, bahkan orang sehat sekalipun bisa ngelantur ketika tubuh dan pikirannya terlalu lelah.
Dengan kata lain, ngelantur bukan sekadar ucapan tidak nyambung, tetapi bisa menjadi alarm dari tubuh tentang masalah kesehatan.
Kesimpulan
Dalam pandangan ku, ngelantur dan halusinasi adalah tanda bahwa otak sedang tidak baik-baik saja. Baik karena sakit fisik, stres, atau gangguan mental, semuanya butuh perhatian serius. Alih-alih menertawakan orang yang ngelantur, sebaiknya kita memahami bahwa ada proses biologis dan psikologis yang sedang bekerja di baliknya.
Mengatasi ngelantur atau halusinasi bukan soal menahan kata-kata, tetapi menyembuhkan akar masalahnya. Entah itu dengan istirahat, pengobatan medis, atau dukungan keluarga, yang jelas setiap orang butuh ruang aman agar pikirannya kembali jernih.
