Demon Slayer bukan cuma tentang Tanjiro dan Nezuko, tapi juga para Hashira yang jadi ujung tombak perang lawan iblis. Tiap Hashira punya gaya unik, dari si kalem Giyu sampai Sanemi yang brutal. Belum lagi cerita sedih mereka, mark khas, bahkan momen absurd seperti insecure-nya Kokushibo atau Murata si NPC OP yang bikin fandom ngakak.
Anggota Pembasmi Iblis Beserta Rank Nya

Kalau ngomongin Hashira di Demon Slayer, sebenarnya nggak ada ranking resmi dari penulis, tapi fans sering bikin urutan siapa yang paling kuat.
1. Gyomei Himejima (Hashira Batu)
Kekuatan Gyomei si Pilar Batu bahkan diakui langsung sama Muzan sebagai monster manusia paling berbahaya.
2. Sanemi Shinazugawa (Hashira Angin)
Pilar Angin yang gila-gilaan brutal dan punya darah “beracun” buat iblis.
3. Giyu Tomioka (Hashira Air)
Posisi ketiga ada Giyu si Pilar Air juga kuat banget dengan teknik tenangnya.
4. Muichiro Tokito (Hashira Kabut)
Mui si bocah jenius Kabut, bahkan bisa kalahin Upper Moon sendirian.
5. Kyojuro Rengoku (Hashira Donat Api)
Rengoku, Pilar Api, menempati posisi kelima berkat keberaniannya menghadapi Akaza seorang diri, meski ujungnya jadi donat sih hehe.
6. Obanai Iguro (Hashira Ular)
Obanai si Ular ini lincah banget, gesitnya nggak ketebak, gerakannya mirip ular yang siap nyeruduk kapan aja.
7. Tengen Uzui (Hashira Suara)
Nomor tujuh dipegang oleh Tengen, Pilar Suara yang punya gaya flashy ala ninja.
8. Mitsuri Kanroji (Hashira Cinta)
Lalu nomor delapan nya ada Mitsuri si Pilar Cinta super fleksibel dengan tenaga badak.
9. Shinobu Kocho
Meski nggak kuat fisik, jago racunin iblis sampai Upper Moon pun tumbang.
Baca juga: Capybara Itu Hewan atau Influencer? Kok Santainya Kebangetan
Absen Hashira yang Pindah Alam

Nggak semua Hashira berakhir mati, tapi sebagian besar memang gugur di perang terakhir. Rengoku udah duluan jadi donat pas lawan Akaza di Mugen Train, terus Shinobu juga rela bersatu dalam tubuh Douma.
Ada Muichiro yang malah cosplay jadi kiko waktu ngelawan Kokushibo, sementara Mitsuri dan Obanai meninggal dalam keadaan tragis sambil berpelukan di pertarungan puncak pas lawan Muzan. Gyomei si terkuat pun akhirnya gugur setelah habis-habisan bersamaan dengan Sanemi.
Yang selamat cuma Giyu, si Pilar Air, plus Tengen yang udah pensiun lebih dulu. Jadi kalau ngobrol di komunitas Demon Slayer, banyak yang bilang kemenangan itu kerasa manis tapi juga pahit banget.
Mark Para Pembasmi Iblis
Nah, motif Demon Slayer Mark tiap Hashira itu beda-beda, menyesuaikan gaya pernapasan mereka. Jadi bukan sekadar hiasan, tapi kayak “signature” kekuatan masing-masing. Berikut motifnya:
- Gyomei Himejima (Batu)
Mark-nya kayak pola retakan batu di dekat mata, cocok sama Breath of Stone.
- Sanemi Shinazugawa (Angin)
Motif garis melengkung mirip pusaran angin di pipinya, sesuai gaya bertarungnya yang brutal.
- Muichiro Tokito (Kabut)
Mark nya kelihatan kayak kabut tipis bergelombang di wajahnya, pas banget sama Breath of Mist.
- Mitsuri Kanroji (Cinta)
Motif mirip hati berlekuk atau urat otot di leher, menggambarkan fisik uniknya.
- Obanai Iguro (Ular)
Pola menyerupai sisik ular yang muncul di sekitar wajahnya.
- Giyu Tomioka (Air)
Pola arus air melengkung di pipinya, bikin kesan tenang tapi tajam.
- Tanjiro (bukan Hashira, tapi penting)
Mark-nya khas, mirip luka bakar yang berkembang jadi api menyala di dahinya.
Baca juga: Mengenal Komunitas Game Roblox Asal dan Keseruan Bermain
Kokushibo Iblis Tapi Tukang Insecure
Ending Kokushibo, si Upper Moon 1 emang agak tragis sih, tapi kalau dipikir dari psikologinya, rasanya lumayan “konyol” juga deh (lagian sih pakai insecure segala). Dia udah jadi iblis ratusan tahun, punya kekuatan gila-gilaan, tapi tetap aja hidup dalam bayangan Yoriichi, adik yang jauh lebih jenius.
Waktu duel lawan Hashira (Sanemi, Gyomei, Muichiro, plus Genya), sebenarnya dia masih bisa dominan. Tapi setelah tubuhnya makin hancur, muncul rasa insecure lagi takut kalah, takut lemah, takut nggak setara sama Yoriichi.
Dia nekat “nge modif” tubuhnya biar lebih kuat, malah berubah jadi monster aneh penuh daging dan mata. Bukannya makin keren, perubahan itu justru bikin dia kehilangan kendali dan gampang ditebas. Jadi bisa dibilang, Kokushibo mati bukan cuma karena tebasan lawan, tapi juga karena nggak pernah bisa berdamai sama rasa iri dan insecure dalam dirinya.
Murata Bocah NPC Tapi Lumayan OP
Bayangin Murata itu kayak ketua RT di kompleks Demon Slayer. Walau cuma anggota biasa, Murata punya aura OP sendiri di komunitas Pembasmi Iblis. Dia jago banget nyusun strategi ronda biar Hashira dan demon slayer lain aman.
Dia bisa koordinasi misi berat, bikin rencana taktis dadakan, dan tetep bikin semua orang kompak. Kadang dia “panik” di lapangan, tapi efeknya malah bikin Hashira sigap, kayak semacam buff moral OP. Ditambah humor recehnya, iblis pun kayak bingung, “Ini anggota biasa kenapa bisa bikin chaos terkontrol gini?”
Jadi, meski nggak ada teknik samurai super atau Demon Slayer Mark, Murata tetap OP di level komunitas memastikan semua orang bertahan, maju, dan tetap semangat sambil ngakak sedikit.
Kesimpulan
Para Hashira membuktikan kalau kekuatan bukan cuma soal otot, tapi juga hati, tekad, dan pengorbanan. Ada yang gugur heroik, ada juga yang selamat meski harus pensiun. Bahkan tokoh sampingan seperti Murata tetap punya peran penting. Intinya, Demon Slayer menghadirkan pahlawan dengan warna berbeda, dari yang tragis, inspiratif, sampai receh, tapi semuanya bikin kisahnya berkesan.